Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tegalsari Surabaya, setiap hari Rabu ba'da Isya secara rutin bergiliran dari masjid ke masjid mengadakan kajian Rutin Pojok Kampung, pada rabu tanggal 11 Mei 2011 bertempat di Masjid Al Ikhlas Wonorejo IV/97 Surabaya dengan pengasuh Ust.Sumardi Herlambang membahas tema " Mendahulukan Kesulitan Atas Kemudahan"
Konsep tentang Tuhan yang kita pahami sejatinya mempengaruhi cara keberagamaan kita, sehingga keyakinan yang sudah terbangun akan mampu menjadi daya dorong kesempurnaan peribadatan yang dilakukan dengan maksimal.
Konsep tentang Tuhan sudah tertera dalam Asmaul Husna, hanya saja pemahaman yang utuh tentang konsep Tuhan tersebut kuang dibangun sehingga konsep Tuhan cenderung parsial dan celakanya menjadi fatal, dimana manusia yang sudah diberi kemampuan dan potensi kurang didayagunakan untuk menggapai Rahman dan Rahim-Nya.
Diantara Asmaul Husna itu adalah Al Muqoddim, berasal dari kata qodoma berarti "yang mendahulukan sesuatu atas yang lain". Ada beberapa hal tentang kebijakan Allah SWT yang selalu didahulukan, yaitu :
1. Mendahulukan Kesulitan atas Kemudahan
Allah SWT senantiasa mendahulukan kesulitan atas kemudahan , mendahulukan hambatan sebelum kesuksesan (QS 65 : 7). Kita harus yakin bahwa ALlah SWT selalu mendahulukan kesulitan sebelum kesuksesan, konsep ini mendorong kepada kita sebagai hamba-Nya untuk selalu optimis dan tidak mudah putus asa, sebab kesulitan yang selama ini menyertai kita sejatinya selanglah lagi akan membuka kesuksesan, kemudahan yang selama ini kita harapkan. Seharusnya ketika ada kesulitas kita patut bersyukur pada-Nya karena inilah awal terkabulnya do;a yang selama ini kita panjatkan berupa kesuksesan dan kemudahan, maka sesulit apa yang kita hadapi tidak mengendurkan kita utk menyelesaikan secara bijak dan tepat karena kesuksesan dan kemudahan sudah dihadapan kita, sehingga keseriusan menghadapi permasalahan membuat kita semakin yakin bahwa kemudahan segera datang.
Kesuksesan itu tidak diperoleh dengan gratis, jika diperoleh secara gratis dan mudah akan membahayakan diri kita, sebagaimana kisah Nabi Adam AS (QS : 2: 35) yang mengawali hidupnya di syurga yang penuh kenikmatan, kebahagiaan dan kemudahan, lalu mudah terpedaya rayuan Iblis sehingga terusir dari syurga untuk menghadapi hidup dengan penuh tantangan, perjuangan yang berat, tidak seperti di syurga yang serba tersedia untuk dinikmati, sedang di dunia harus berusaha dengan menghadapi berbagai tantangan yang ada.
2. Mendahulukan kemaslahatan hamba-Nya yang selalu mengagungkan nama-Nya
Allah SWT dalam pandangan kita sering tergambar otoriter, pada hal AllahSWT dengan sifat-sifat mulianya itu penuh cinta kasih. Karena sang hamba ini begitu mulia mengagungkan asma-asma-Nya yang terefleksikan dalam kehidupan, sehingga Allah SWT selalu memperhatikan akan kemaslahatan hambanya.
3. Mendahulukan untuk memberi kemampuan dulu kepada hambanya, kemudian diberi penugasan.
Seperti kemampuan tubuh menggerakkan tulang sehingga diberi tugas diantaranya untuk sholat. Kita diberi kemampuan berbicara, sehingga diberi tugas untuk mendakwahkan wahyu-Nya.
Seperti kemampuan tubuh menggerakkan tulang sehingga diberi tugas diantaranya untuk sholat. Kita diberi kemampuan berbicara, sehingga diberi tugas untuk mendakwahkan wahyu-Nya.
Dalam Al Qur'an Allah SWT senantiasa mendorong kepada kita untuk hidup sukses dan menang, bukan berarti manusia tanpa bekal untuk sukses dan menang itu, tetapi menyadarkan kepada kita bahwa sejatinya kita sudah diberi potensi dan kemampuan untuk hidup sukses dan menang, sehinngga seruan itu sejatinya mendorong kepada kita untuk mewujudkan kemenanan dan kesuksesan itu. (Andi Hariyadi)
0 komentar: