Shodaqoh Solusi Terhadap Problematika
Monday, April 06, 2009 | Author:
Salah satu wujud ungkapan syukur pada Allah SWT biasanya dengan shodaqoh. Bersedekah kadang selalu dikaitkan dengan hal yang menyenangkan, karena itu di masyarakat kalau kegiatan yang berkaitan dengan shodaqoh, memberi makan orang lain, semisal Walimah pernikahan, aqiqoh, tasyakuran kelulusan menjadi sarjana atau karena pinangannya diterima dan tidak bertepuk sebelah tangan dan sebagainya. Semua itu adalah ungkapan perasaan senang atau bahagia dengan ber-shodaqoh itu hal yang biasa terjadi dan lumrah.

Adalah hal yang aneh jika tasyakuran disebabkan karena kesusahan yang menimpanya seperti si Bahlul yang mengundang teman-temannya untuk makan-makn di rumahnya karena ia sedang dilanda musibah atau seorang karyawan di akhir bulan justru memberi hadiah pada seorang kyai karena kehidupannya disesakkan dengan penyakit kanker 9kantong kering), mungkin gambaran pada alinea kedua tersebut agak janggal, bahkan di tengah masyarakat pun tidak lazim terjadi, tapi dimata Allah bisa jadi hal itulah yang paling mulia, hal ini disebabkan:

Pertama, Shodaqoh itu bersifat umum karena kullu ma’rufin shodaqoh (muttafaq alaih). Semua kejadian bisa menjadi sedekah bagi pelakunya. Bahkan Tabbassun yang manis pada teman itu pun shodaqoh, dan ini bisa dilakukan kapan saja, baik di kala susah maupun senang. Karena shodaqoh itu pada prinsipnya memberikan kesenangan berupa harta atau uang dan bahagia jika mendapatkan harta, maka memberi kesenangan berupa harta atau uang tentu itu menjadi shodaqoh yang paling baik di tengah masyarakat yang miskin.

Kedua, adapun infaq bersifat khusus, yaitu mengeluarkan harta atau uang di jalan Allah SWT. Dan ayat yang terkait dengan kalimat infaq selalu dikaitkan dengan shdaqoh harta atau uang. Karena kalimat infaq berasal dari na-fa-qa yang berarti habis atau membelanjakan. Jadi orang yang berinfaq artinya orang yang menghabiskan atau membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT, namun bagi orang yang beriman tidak perlu khawatir untuk berinfaq karena habis hartanya. Karena yang diinfaqkan tidak semua hartanya, namun harta “lebihnya” saja, yang dalam al-Quran disebut dengan harta Al-Afwu. “Dan mereka bertanya kepadamu, (harta) apa yang mereka infaqkan, katakanlah yang lebih dari keperluanmu (al-Afwu)…”. (Al-Baqoroh 219).

Yang dimaksud dengan “yang lebih dari keperluan” adalah harta lebih yang dimiliki seseorang, setelah dikurangi kebutuhan minimal hidup dan hutangnya, missal seseorang memiliki harta lebih Rp 30 juta, maka harta lebih itu yang harusdikeluarkan infaqnya. Itu pun juga tidak semua kan? Maka tidak ada ceritanya orang yang berinfaq akan jatuh miskin. Dan tidak sopan rasanya (kepada Allah) untuk berinfaq masih menunggu dari sisa hartanya.

Ketiga, Pengeluaran infaq dalam al-Quran ada 3 karateristik:
Pertama, wajib dan harus dikeluarkan dengan pagu dan syarat serta ketentuan yang berlaku, inilah yang disebut zakat.
Kedua, sesuatu yang bukan zakat dan hati tidak berat mengeluarkannya karena memang mudah, yaitu berinfaq di kala senang atau saat kelapangan rizki.
Ketiga, infaq yang tidak wajib tetapi hati berat mengeluarkannya, inilah yang p sulit, karena orang yang berinfaq berada pada kondisi susah dan kesulitan rizki. Namun pahalanya sangat besar dan yang melakukannya mendapat pujian, danini cirri khusus bagi yang bertaqwa yaitu berinfaq di kala senang maupun susah, Ali Imran 134. Bahkan dipertegas oleh Allah SWT salam at-Thalaq ayat 8 “..... Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah ia memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya …”. Dari ayat tersebut, kita disuruh berinfaq justru di saat lagi kesulitan uang.

Masya Allah !!! Bahkan didalam Q.S. At-taubah ayat 103 dipertegas “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka ….”. Maksud ayat tersebut adalah dengan mengeluarkan zakat akan menyuburkan pada hati manusia sifat-sifat kebaikan dan akan memperkembangkan harta mereka. Karena salah satu dari zakat itu adalah berkembang dan bertambah. Dan pada kenyataannya, seorang yang mudah berzakat akan selalu dipandang masyarakat sebagai orang kaya yang baik hati dan jujur. Itu membuat masyarakat lain yang memiliki harta lebih akan berusaha untuk menjadi relasi bisnis dengannya, dari sinilah berawal hartanya berkembang.

Oleh karena itu kalau kita lagi susah dan kesulitan keuangan maka bershodaqohlah atau berinfaqlah, insya Allah akan dating kemudahan dari rizki dari tempat yang tidak diduga sebelumnya, karena dengan shodaqoh dan infaq akan bisa menolak bala’ dan kesusahan.

Kalau orang dalam hidupnya banyak menolong dan meringankan beban hidup orang lain maka dia akan mendapatkan buahnya dengan banyak ditolong oeang lain di kala dia kesulitan. Karena siapa pun yang senang berinfaq atau shodaqoh di saat senang maupun susuah pasti Allah akan menolongnya, Wallahu fi’aunil ‘abdi fi ‘auni akhihi, Allah selalu menolong seorang hamba selama hamba banyak menolong saudaranya.” Bahkan dipertegas pada akhir ayat 8 di surat ath-Tholaq dengan kalimat “sayaj’alullahu ba’da ‘usrin yusron, Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” Dan kalu harta anda ingin berkembang serta bertambah terus, zakatlah!! Insya Allah harta anda akan bertambah dengan banyaktawaran bisnis kepada anda. Dan kalau anda lagi kesulitan keuangan, berinfaqlah! Insya Allah akan banyak teman dating, membawa rizki kepada anda, dan kalau anda ingin terbebas dari bala’, bershodaqolah! Insya Alah anda tidak akan tersentuh olehnya karena banyak kawan membantu anda. Buktikan!!!
|
This entry was posted on Monday, April 06, 2009 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: