وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ﴿١٣﴾(13)Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
[QS. Luqman (31): 13]
Berdasar ayat tersebut dapat diambil pokok pikiran bahwa orang tua wajib memberikan pendidikan anak-anaknya dengan prioritas menanamkan pendidikan aqidah sehingga dapat membentuk pribadi anak yang sholeh.
Sebentar lagi banyak orang tua akan disibukkan memasukkan putra-putrinya ke sekolah, bagi anak yang telah lulus SD melanjutkan ke SMP, anak yang lulus SMP/M.Ts. melanjutkan ke SMA/SMK/MA, maupun lulusan SMA melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT). Bersamaan itu pula dunia pendidikan banyak disorot oleh public.Orang tua akan mencari sekolah yang dianggap- nya baik.
Mulai pengambilan formulir, memasukan dan melihat hasil pengumuman PSB. Wajah kuyu puluhan bahkan ratusan orang tua calon siswa baru nampak di sekolah/tempat akan digelar pengumuman, apalagi ada pergeseran waktu, menambah rasa cemas.
Gambaran di atas memper-lihatkan betapa orang tua berupaya menyekolahkan putra-putrinya sesuai dengan keinginan. Bahkan ada orang tua berani mengediakan uang setumpuk demi keinginan diterima di sekolah pilihan.
Kriteria sekolah pilihan setiap orang tua dan anak bisa berbeda satu dengan yang lain, namun kesempatan memilih sekolah banyak ditentukan oleh nilai UN (Ujian Nasional) yang diperoleh sebelumnya. Akibatnya banyak ulah atau cara yang dilakukan agar nilai UN tinggi, bahkan adakalanya mengorbankan etika dan kelaziman serta megabaikan tujuan pendidikan.
Kita berharap dan berdoa semoga sekolah pilihan yang dituju dapat menjadikan anak sesuai dengan harapan Allah yang tertuang dalam surat Luqman ayat 14 :
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ﴿١٤﴾(14)Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
[QS. Luqman (31): 14]
Untuk menjadikan anak dapat berbuat baik kepada kedua orang tuanya, tentu perlu memilih sekolah yang mengajarkan berbuat baik kepada orang. Mengapa demikian, karena ditengarahi orang tua sering lupa perintah Allah tersebut dan terbawa oleh arus informasi yang tidak semuanya benar dan baik menurut Islam. Orang tua menginginkan putra-putri menjadi pandai, cerdas dan menjadi siswa peringkat tertinggi serta diterima di sekolah atau PT yang “favorit”. Tidak mempertimbangan aqidah, akhlaq, dan budi pekerti anak kelak. Walaupun dalam kurikulum sekolah telah termaktub kompetensi afektif (sikap) namun selama ini masih lebih didominasi aspek kognitif (pengetahuan).
Sulit kita bayangkan bila anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa, masyarakat dan agama hanya diberi bekal aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif serta aqidah. Bisa kita rasakan saat ini, banyak pelaku pemerintahan, legislatif, yuridis yang mempunyai kepintaran tinggi tetapi akhlaq mereka tidak sebanding dengan kepintarannya, sehingga muncul korupsi, suap, pelecahan sex dll.
Kita menginginkan anak-anak kita nanti bila menjadi pengusaha jadilah pengusaha yang baik tidak melakukan penipuan, bila jadi pejabat jadilan pejabat yang baik dan menjadi teladan tidak melakukan kurupsi, bila jadi pedagang tidak mengurangi ukuran/timbangan, bila jadi polisi jadilah polisi yang baik, bila jadi politikus jadilah politikus yang santun, bila menjadi hakim jadilah hakim yang jujur/adil, dan bila jadi guru jadilah guru yang bermoral dll.
Atas uraian di atas maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua muslim dalam memilih pendidikan anak:
1. Prioritaskan pendidikan aqidah kepada anak-anak dengan kelembutan, kemesraan dan kasih sayang.
2. Pilih pendidikan/sekolah yang dapat menjadikan anak sholih atau sholihah dan yang dapat dan mau mendoakan orang tuanya.
3. Bila sekolah tempat putra-putri hanya diajarkan pendidikan agama selama 2 jam per minggu, tambahlah pengetahuan agama mereka dengan kursus atau cara lain.
4. Anak adalah aset orang tua dunia dan akhirat, mari kita beri pendidikan sebaik-baiknya agar ke depan dapat bermanfaat bagi anak, orang tua, masyarakat terutama agama.
0 komentar: