Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Kota Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2011 lalu telah berhasil memilih dan menetapkan Drs. Zayin Chudlori, M.A sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya yang baru untuk periode 2010-2015. Ditengah berbagai kritik yang dilontarkan kepada PDM Surabaya sehubungan dengan merosotnya semangat juang para kader Persyarikatan di Surabaya, terpilihnya Zayin Chudlori diharapkan membawa spirit baru kebangkitan Muhammadiyah di metropolis Surabaya. Berikut ini adalah wawancara redaksi dengan beliau ketika ditemui di Gedung Dakwah Muhammadiyah, di tengah kesibukan barunya sebagai nahkoda Persyarikatan di kota Pahlawan Surabaya.
Pertama-tama redaksi mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya periode 2010-2015. Nah, bagaimana perasaan Bapak setelah terpilih menjadi Ketua PDM?
Terima kasih. Kalau ditanya perasaan, ini adalah merupakan tanggung jawab besar sebagai nahkoda persyarikatan di metropolis Surabaya. Tentunya perasaan miris itu ada karena membawa amanah warga Muhammadiyah Surabaya yang cukup berat. Namun karena itu adalah tugas agama maka harus diterima dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Berbicara tantang peluang dan tantangan dakwah dan tajdid di saat ini dan di masa depan tentunya Muhammadiyah Surabaya dihadapkan pada berbagai persoalan. Bagaimana menghadapinya ?
Kita mempunyai peluang yang besar karena kita mempunyai potensi anggota yang cukup banyak dengan berbagai latar belakang sebagai daya dorong dan daya dukung untuk menggerakkan persyarikatan ini. Disamping itu lembaga pendidikan dan amal usaha lainnya bisa lebih ditumbuhkembangkan sebagai sarana dakwah.
Saat ini kita dihadapkan pada tantangan kemajuan teknologi dan informasi yang luar biasa pesat sehingga Muhammadiyah harus lebih mengejar ketertinggalan di bidang ini dengan mengasah kemampuan SDM yang mumpuni dan meningkatkan sarana informatika untuk mendukung upaya-upaya ke arah kemajuan di bidang itu.
Di sisi lain kita juga dihadapkan pada permasalahan dan juga ‘PR’ bahwa para pimpinan di tingkat Cabang dan Ranting belum mampu meningkatkan peran mereka sebagai agen pembaharu dan pelopor gerakan dakwah secara maksimal. Masih banyak Cabang dan Ranting yang belum menunjukkan keaktifitasannya. Karena itu tugas PDM periode ini menggerakkan kembali dan meningkatkan kemampuan mereka sebagai ujung tombak gerakan Muhammadiyah.
Tentang komposisi kepengurusan PDM Surabaya periode 2010-2015 ini apakah sudah sesuai untuk menjawab tuntutan dakwah dan tajdid di metropolis Surabaya ?
Komposisi kepengurusan yang tersusun saat ini sudah sesuai azas proporsional dengan memperhatikan kompetensi masing-masing personal. Sedapat mungkin dari 13 orang yang sudah terpilih itu menjalankan bidang tugasnya secara maksimal. Memang tidak seratus persen pas semua, namun diharapkan semua dapat berperan sesuai dengan peran dan fungsinya.
Apa yang akan segera dilakukan PDM dalam waktu dekat ?
Pertama-tama kita akan membenahi sekretariat dan itu menyangkut banyak hal, termasuk pengelolaan gedung, karyawan, tata ruang, kebersihan, keamanan dan perawatan. Kedua mengintensifkan penggalian sumber-sumber dana, dan ketiga adalah peningkatan peran Majelis dan Lembaga.
Bidang garap apa yang akan menjadi fokus utama ?
Semaksimal mungkin kita akan menggerakkan Cabang dan Ranting serta Amal Usaha sebagai sentral kegiatan dakwah bagi masyarakat. Disamping itu perlu dibenahi dan ditingkatkan manajemen organisasi baik Persyarikatan, Majelis atau pun Amal usaha.
Banyak sekali permasalahan yang ada di internal Muhammadiyah Surabaya menyangkut dinamika organisasi, kasus-kasus di Amal Usaha, penyelamatan aset-aset Persyarikatan, hingga merosotnya etos dan semangat kader di tingkat Cabang dan Ranting. Bagaimana mengantisipasinya?
Antisipasinya yaitu menumbuhkan semangat atau spirit untuk berorganisasi dengan meningkatkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip organisasi secara lebih mendalam. Disamping itu juga harus dipercepat penyelesaian berbagai kasus di Amal Usaha dengan segala prioritas yang ada. Demikian pula dengan penyelamatan aset-aset Persyarikatan, kita perlu bergerak cepat supaya tidak berlarut-larut.
Bagaimana sikap PDM dalam menghadapi berbagai perkembangan ummat Islam dewasa ini yang dikhawatirkan menjurus pada disintegrasi ukhuwah Islamiyah terutama jika dihadapkan pada perbedaan-perbedaan, baik yang bersifat prinsip, khilafiyah hingga dinamika sosial politik ummat ?
Kita harus melakukan pemahaman terhadap latar belakang adanya perbedaan itu, baik di internal ummat Islam maupun antara ummat Islam dengan non-muslim, meningkatkan saling menghargai di antara kelompok-kelompok yang berbeda pendapat untuk mencari solusi yang terbaik atas dasar persaudaraan. Ummat Islam harus berdialog secara intensif, baik secara individu maupun dari masing-masing kelompok yang memungkinkaan terjadinya perbedaan pendapat sehingga disintegrasi dan disharmonisasi antar ummat bisa dicegah.
Mengenai sikap PDM terhadap Ahmadiyah, kita mengikuti sikap PP. Muhammadiyah dan tentunya akan mengajak dialog atau berkomunikasi secara intens sehingga terjadi penyelesaian atau solusi yang lebih baik dan lebih bijak.
Bagaimana peran dan peran seperti apa yang akan dijalankan Muhammadiyah dalam menjaga kerukunan antar ummat beragama khususnya di Surabaya?
Komunikasi dan silaturrahim antar ormas perlu ditingkatkan untuk mencapai nilai ukhuwah yang sebenarnya. PDM sendiri akan mendorong dan meningkatkan peran itu melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang telah dibentuk bersama sebagai forum dialog guna meningkatkan kerukunan dan menyelesaikan permasalahan antar ummat beragama.
Mengenai intensifikasi penggalangan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS), bagaimana pandangan PDM ?
Harapan untuk penggalangan dana dari ZIS tentu harus dimulai dengan adanya pemahaman dan kesadaran di kalangan ummat Islam khususnya warga Muhammadiyah agar secara ikhlas menyalurkan dana ZIS-nya kepada Persyarikatan. Disisi lain Muhammadiyah juga harus mampu memberikan citra yang baik dengan program-program yang menyentuh langsung denyut nadi kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu bagi warga Muhammadiyah yang belum menjadi donatur LAZSIMU atau ingin berzakat maka kami menghimbau agar segera mengeluarkan ZIS dan menyalurkannya kepada LAZISMU Surabaya sebagai lembaga resmi yang dibentuk oleh Persyarikatan guna menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS.(Adit-RED)
This entry was posted on Tuesday, April 12, 2011 and is filed under
PDM Surabaya
,
Wawancara
,
Zayin Chudlori
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 komentar: