Karakter Ummat Muhammad
Friday, March 11, 2011 | Author:
Oleh : Drs. H. Syamsun Aly, MA.
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
(29) Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
[QS. al-Fath (48): 29]
Nabi Muhammad SAW. adalah sosok panutan yang terbaik (uswatun hasanah) bagi setiap Mu’min atau Muslim yang mendambakan bertemu Allah dan hari akhir. Pernyataan itu ditegaskan sendiri oleh Allah dalam al-Qur’an Surat 33/ al-Ahzab : 21.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
(21)Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS. al-Ahzab (33): 21]

Sebagai tokoh panutan, beliau memiliki sifat-sifat yang seharusnya diteladani oleh ummat pendukungnya, yakni tegas, tidak mengenal kompromi terhadap orang-orang kafir, dan kasih sayang terhadap sesama mu’min. sifat beliau lainnya pada lanjutan ayat di atas adalah, gemar ruku’ dan sujud (menegakkan shalat), selalu mencari ridla dan karunia Allah dan pada wajah mereka ada pancaran bekas sujud.

1. ASYIDDAA’ ALAL KUFFAAR.
Sikap tegas Rasulullah terhadap orang kafir, yaitu ketika beliau ditawari Jabatan tertinggi dan wanita tercantik lewat sang paman Abu Thalib, dengan syarat tidak boleh lagi menda’wahkan agama barunya. Tawaran tersebut lansung dijawab tegas oleh beliau : “Wahai paman, sekiranya mereka (orang-orang kafir) mampu meletak-kan matahari di tangang kananku dan rembulan di tangan kiriku, dengan maksud agar aku berhenti menda’wahkan ajaran Islam ini. Maka aku akan terus menerus berda’wah sampai aku menang atau aku hancur.”

Sikap tegas beliau juga tergambar pada saat diajak toleransi oleh orang-orang kafir, yakni mereka bersedia menyembah Allah bersama kaum muslimin selama 1 minggu dan berikutnya kaum muslimin diajak menyembah berhala selama 1 munggu pula. Demikian halnya pada hari-hari berikutnya. Lalu dijawab tegas oleh Nabi, sebagaimana termaktub dalam Surat al-Kafirun ayat 1-6).

2. RUHAMAA’ BAINAHUM.
Jika terhahap orang-orang kafir Rasulullah bersikap tegas dan tidak kenal kompromi, maka kepada sesama mu’min atau muslim, beliau sangat mencintai, menyayangi dan suka membantu mereka. Bahkan beliau memberi gambaran kehidupan mu’min satu dengan lainnya itu, diibaratkan satu tubuh yang saling menyanyangi dan membantu satu dengan lainnya, dan jika salah satu organ tubuh sakit, maka ikut sakit pula seluruh anggota tubuhnya. Dalam hadits lain beliau menggambarkannya seperti sebuah bangunan yang saling memperkokoh satu sama lainnya.

Itulah sebabnya maka beliau bersabda:
“tidak beriman salah seorang kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya”.
(HR. Bukhari Muslim, Ahmad, at-Trimidzi dan an-Nasa’i)

3. RUKKA’AN SUJJADAN.
Karakter Nabi saw. adalah gemar beribadah terutama shalat. Dalam suatu riwayat diterangkan, bahwa Nabi saw kalau shalat di malam hari itu memakan waktu yang sangat lama. Kualitas shalat dan bacaannya juga luar biasa, sehingga basah tempat sujud beliau karena air mata dan bengkak kedua mata beliau karena menangis saat beribadah dan berdo’a. Aisyah bertanya: “Kenapa engkau Lakukan semua itu wahai Rasulullah? bukankan Allah sudah mengampuni dosa-dosa engkau dan juga sudah menjamin surga untukmu? Maka jawab beliau : “afalaa uhibba an akuuna ‘abdan syakuuran”, bukankah aku senang jika aku dinilai Allah sebagai hamba yang bersyukur (kepadaNya)?”

Di samping 3 sifat di atas, dalam semua aspek kehidupan baik bidang mu’amalah, ubudiyah maupun da’wah, Rasulullah SAW. selalu mencari karunia dan ridla Allah swt. bukan jabatan, kekayaan, pengaruh atau pujian orang. Itulah sebabnya maka wajah beliau meman-carkan aura yang penuh cahaya, berwibawa, dan mempesona.

SIKAP KITA SEHARUSNYA.
Sebagai Ummatnya tentu saja kita harus mencotoh karakter Nabi Muhammad yang dIterangkan Allah dalam sura al-Fath di atas. Yakni Asyidda’u ’alal kuffaar dan ruhamaa’u bainal mu’minin, bersikap keras dan tegas terhadap orang kafir, namun menjalin kasih sayang terhadap sesama mu’min. kalau kita mengaku sebagai ummat Muhammad (Muhammadiyyah). Jangan sebaliknya, jahat dan sadis kepada sesama mu’min namun kasih sayang dan suka menolong orang-orang fasiq atau kafir, yang sudah jelas-jelas sebagai musuh Allah dan agama Islam tercinta.
This entry was posted on Friday, March 11, 2011 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: