Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi."
[Surat al-Ankabuut (29) ayat 2]
Dalam mengarungi kehidupan ini tentunya akan banyak menjumpai permasalahan dan tantangan, ada yang sukses dengan ujian tersebut dan ada juga yang gagal terhadap ujian tersebut. Beragam ujian dan sikap dalam menghadapi ujian. Bagis seorang yang beriman benar-benar dihadapi secara bijak, bukannya lari dari perjuangan, tetapi menyadari di balik itu ada potensi untuk meningkatkan kualitas diri yang bukan hanya sekedar pernyataan-pernyataan belaka namun diwujudkan dengan aktivitas realitas.
Ayat di atas juga untuk membuktikan kualitas komitmen yang selama ini sudah dideklarasikan, ataukah sekedar basa-basi yang hanya sampai di mulut saja, maka antara ucapan (pernyataan) dan perbuatan harus benar-benar sambung dan bukan bualan belaka. Barangkali kita sering terjebak oleh manisnya ucapan dengan bumbu harapan dan ide-ide besar namun kosong dalam kenyataan.
Salah satu pilar penyangga gerakan dakwah Muhammadiyah adalah komitmen dengan perjuangan, sehingga seluruh aktivitas dakwah Muhammadiyah diharapkan sebagai perwujudan makna perjuangan yang harus dilandasi keikhlasan yang murni untuk mengharap ridla ALLOH semata. Pejuang Muhammadiyah harus mampu bersikap cerdas agar tidak terjebak oleh ketersia-sian suatu amalan karena ingin mendapat pujian dan pengakuan dari masyarakat. KH. Ahmad Azhar Basyir, MA. pernah mengatakan dalam suatu kajian:
Dalam diri manusia sendiri terdapat dua kekuatan yang selalu berhadap-hadapan, saling berusaha memenangkan diri atas lawannya. Hati nurani dan hawa nafsu selalu berhadap-hadapan dalam diri manusia, hati nurani selalu menarik kepada kebaikan dan kebenaran, sedang hawa nafsu selalu menarik kepada keburukan dan kesalahan.
Maka komitmen berjuang harus benar dan tegar sehingga meraih kemuliaan dan kebahagiaan, maka pengrobanan harta, pikiran dan tenaga harus tepat untuk suksesnya perjuangan dakwah Islam.
ALLOH berfirman dalam Surat at-Taubah (9) ayat 41:
Berangkatlah kamu dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan ALLOH, yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Kesiapan dalam berjuang harus matang agar tujuan dan harapan dapat tercapai, sehingga berangkat dengan merasa ringat ataupun berat sekalipun tidak menjadi persoalan.
ALLOH berfirman dalam Surat at-Taubah (9) ayat 44-45:
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.
Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.
Wujud komitmen berjuang setidaknya ada beberapa hal, di antaranya:
1. Ikhlas dan rela berkurban,
2. Tidak mudah putus asa,
3. Ada strategi pencapaian,
4. Segera menata kembali jika belum tercapai,
5. Mengambangkan jaringan.
Manusia adalah makhluk pejuang, sehingga untuk meraih harapan dan cita-citanya harus disertai perjuangan yang maksimal. ALLOH SWT sudah membekalinya dengan potensi-potensi dasar yang berupa kemampuan aka pikiran, kejernihan hati, kekuatan fisik, serta bimbingan wahyu Ilahi, sehingga program dakwah dan pemberdayaan masyarakat segera terwujud. Semoga kita mampu berkomitmen dalam berjuang untuk dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar.
Wallahu 'alam bish shawwab.
0 komentar: