Perjalanan SD Muhammadiyah 13
Sunday, April 10, 2011 | Author:
Hampir Seperti "LASKAR PELANGI"

Bagi siapa saja yang pernah menjadi pengurus SD Muhammadiyah (SDM) 13 Surabaya suka duka mengelola lembaga pendidikan adalah pengalaman yang indah dan sangat mengesankan. Pengorbanan, cucuran keringat dan derai airmata senantiasa mengiringi perjalanan perguruan yang beralamat di Jl. Sampoerna Surabaya ini.

Pada awal didirikannya pada tahun 1972 oleh para aktivis Pemuda Muhammadiyah Pabean Cantikan, perguruan SD Muhammadiyah 13, yang satu atap dengan masjid Dakwah Pemuda, adalah merupakan sebuah lembaga pendidikan Al-Qur'an yang diperuntukan bagi masyarakat kurang mampu. Fasilitas yang dimiliki waktu itu sangat sederhana. Sejarah SDM 13 identik dengan idealisme bagi para pendiri, pengurus dan pengelolanya. Di saat mengalami krisis, SDM 13 mampu bertahan meskipun jika dipandang dari aturan pendidikan nasional sudah tidak layak lagi untuk dipertahankan alias harus ditutup. Ini membuktikan bahwa idealisme menjiwai segenap pengurus untuk tetap bersabar menghadapi kondisi yang ada.

Pada awal tahun 2000-an sekolah ini pernah mengalami masa-masa kritis yang mengancam keberadaannya. Bukan karena bersengketa dengan pihak lain, atau ancaman eksternal lainnya, namun dikarenakan perkembangan kuantitas dan kualitas murid dan fasilitasnya yang tidak kunjung mengalami kemajuan berarti. Puncaknya di tahun 2002, SDM 13 pernah diberikan 2 (dua) opsi pilihan oleh Majelis Dikdasmen PDM Surabaya ; Diteruskan atau Ditutup. Opsi tersebut diberikan karena ketidak-jelasan siapa yang bertanggung jawab terhadap perguruan ini. PCM. Pabean Cantikan pada waktu itu mengalami kefakuman. Pada tahun ajaran 2003/2004 jumlah murid kelas 1 sampai dengan kelas 6 hanya tinggal 21 siswa dengan 3 orang guru pengajar. Jadilah SDM 13 nasibnya hampir sama seperti SD Muhammadiyah yang ada pada film “Laskar Pelangi”.

Tahun-tahun berikutnya SDM 13 tetap bertahan walau tanpa konsep pengembangan sekolah, ditambah lagi dengan kondisi bangunan yang dinilai kurang ideal untuk dikatakan sebagai sebuah sekolah. Pada tahun ajaran 2004/2005 pernah dicoba membuka pendaftaran siswa baru dengan biaya Serba Gratis ditambah pemberian seragam sekolah bagi siswa barunya. Namun hasilnya malah tidak memuaskan dan hanya memperoleh 4 siswa, dan tidak ada yang lulus karena kelas 6 tidak mempunyai siswa. Maka ancaman penutupan sekolah mendekati kenyataan.

Meski demikian SDM 13 tetap berjalan ditengah-tengah cibiran masyarakat. Rasa percaya diri selalu ditampakkan yang diwujudkan dengan penyelenggaraan kegiatan antara lain ; Diskusi pendidikan dengan narasumber yang berkompeten dan Khitanan Masal bekerja sama dengan Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. Itu semua dilakukan dengan tujuan agar masyarakat mengetahui bahwa SDM 13 masih eksis.

Setelah itu dirumuskanlah konsep pengembangan yang disinergikan dengan Rencana Pengembangan Dakwah Muhammadiyah (Rependam) Pabean Cantikan yang memuat rancangan pengembangan SDM 13, yang salah satunya adalah merenovasi gedung. Direnovasinya gedung sekolah tahun 2003 merupakan komitmen pengurus untuk mempertahankan SDM 13 sebagai aset Persyarikatan. Langkah itu diikuti dengan pembentukan Tapak Suci dan Pandu Hizbul Wathan. Walaupun masih non-formal hal ini tidak menjadi masalah sepanjang untuk menggairahkan semangat ber-Muhammadiyah.

Usaha tersebut telah mencapai perkembangan yang menggembirakan ketika Tapak Suci sukses menjuarai kejuaraan kelompok umur perorangan di Surabaya dan Pandu Hizbul Wathan berpatisipasi dalam berbagai kegiatan di Surabaya. Yang lebih menggembirakan adalah rangkaian usaha yang dilakukan oleh Majelis Dikdasmen baik tingkat PCM maupun PDM, berhasil melakukan penggalangan dana operasional sekolah dari beberapa pihak dan lembaga. Prestasi yang diraih SDM 13 antara lain : Juara 1 Putri Ceria Pandu Athfal se kota Surabaya, Juara 2 Lomba Pawai Ta'aruf, Juara 3 Pondok Ramadhan se-Kecamatan Pabean Cantian dan Juara 1 Futsal se-Surabaya Utara.

Puncaknya adalah pada tahun 2007 ketika persiapan penerimaan siswa baru, Majelis Dikdasmen (PCM & PDM) yang didukung Cabang Diknas setempat berhasil melakukan perubahan mendasar terhadap struktur sekolah yang diikuti dengan pergantian Kepala Sekolah. Pergantian ini membawa angin segar bagi SDM 13. Sejak menjabat kepala sekolah Khatam Susanto mengajukan konsep pengembangan Sekolah yaitu metode pembelajaran semi pondok. Maka para pengajar dan pengurus diikutsertakan pada berbagai pelatihan dan seminar pendidikan. Sosialisasi pun dilakukan ke TK Aisyiyah dan PC. Aisyiyah. Demikian pula kepada masyarakat ditawarkan program SDM 13 kedepan.

Peran pihak SD Kawasan Muhammadiyah yang meliputi SD Muhammadiyah 11, 12, 19, 20 dan 21 juga turut andil memberikan bantuan yang dibutuhkan SDM 13. Hasil yang diperoleh pun cukup optimal. Pada tahun ajaran baru 2007/2008 SDM 13 menerima 19 siswa baru dan 6 siswa pindahan dari sekolah lain. Kepercayaan masyarakat kembali timbul dan aktifitas sekolah yang tidak nampak kini semakin ramai hingga mengundang daya tarik bagi masyarakat yang berkepentingan.

Upaya pengembangan kemudian ditindaklanjuti dengan merealisasikan peningkatan kualitas siswa terutama dalam pembelajaran keagamaan. Para siswa dibekali dengan hafalan ayat Juz amma melalui kegiatan “Ngaji Morning” setiap hari dengan target jika lulus siswa sudah mampu menghafal Juz amma beserta artinya. Tidak ada yang sulit jika ada kemauan, begitulah kata pepatah. Siswa SDM 13 dalam kurun 1 tahun pembelajaran Ngaji Morning mencapai target yang diinginkan yaitu hampir 90 % siswa SDM 13 sudah menguasai 28 surat.

Pengembangan kemudian dilanjutkan dengan renovasi gedung. Kucuran dana yang diberikan pemkot dan pemprov langsung dialokasikan pada pembuatan dek lantai 3 yang difungsikan sebagai arena Olah Raga dan perbaikan kantor. Menjelang penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2011-2012, SDM 13 menyiapkan persiapan secara dini dengan membangun 2 kelas di lantai 3. Dengan demikian jumlah ruang yang dimiliki SDM 13 berjumlah 11 ruang. Semoga dengan ketersediaan ruang baru mampu meningkatkan kualitas pendidikan dalam mencapai prestasi dan mempunyai daya saing dengan sekolah-sekolah yang berada di kelurahan Krembangan Utara.

SOLICHIN ISDIYANTO, S.Pd
PCM. Pabean Cantian
This entry was posted on Sunday, April 10, 2011 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: