Nilai-Nilai Musyawarah
Friday, January 28, 2011 | Author:
Oleh : Drs. Choirul Amin, MA.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
(159) Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
[QS. Ali Imraan (3): 159]
Benar apa kata Ki Hajar Dewantara bahwa belajar itu tidak harus di dalam ruangan atau kelas yang berpintu dan berjendela. Belajar, menurut beliau bisa saja di mana-mana : di kebun, di bawah pohon bahkan di arena terbuka seperti Musran, Muscab, Musda, Muswil, bahkan Muktamar sekalipun.

Tentu kita bertanya apa yang dapat dipelajari dari peristiwa lima tahunan itu? Banyak sekali. Sedikitnya ada 5 (lima) nilai utama yang dapat diteladani yaitu: (1) dari musyawarah tersebut kita bisa memahami makna demokrasi; (2) dari musyawarah pula kita bisa memahami makna optimisme; (3) kita bisa memahami makna kejujuran; (4) kita bisa memahami konsep toleransi dan yang (5) kita bisa memahami arti disiplin diri.

Berikut kami uraikan ke lima nilai di atas :
1. Nilai Demokrasi
Bernilai demokrasi artinya dalam musyawarah apapun tingkatnya akan dipilih dan ditetapkan seorang ketua dan beberapa anggota (Formatur) di dalamnya yang akan mengatur dan mengendalikan jalannya roda sebuah organisasi pada periode berikutnya.

Hal tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Bahasa Ilmiahnya sesuai Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (ADRT). Misalnya dinyatakan bahwa semua peserta musyawarah yang hadir tanpa terkecuali berhak dicalonkan sebagai ketua asalkan yang bersangkutan menyatakan bersedia dan mendapat dukungan suara sekian persen dari utusan yang hadir pada waktu itu. Ini artinya setiap individu tanpa dilihat status sosial, keturunan dan pangkat yang melekat padanya, ia berhak memilih dan dipilih menjadi ketua. Bila ia akhirnya terpilih, maka semua calon ketua yang lain harus menerima kenyataan tersebut dengan lapang dada. Jadi tidak ada unsur memaksa atau dipaksa. Dengan lain kata pemilihan ketua tersebut benar-benar demokratis.

2. Nilai Optimisme
Kita maklumi bersama bahwa segala sesuatu yang akan kita lakukan, apalagi hal tersebut sangat penting dan strategis tentu butuh semangat yang tinggi dan harus berkeyakinan bahwa rencana tersebut akan berhasil. Tentu saja kita harus selalu ingat bahwa manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukan. Dengan kata lain kita harus optimis dalam bekerja. Seperti halnya perhelatan Musyawarah Wilayah Ke-14 Muhammadiyah Jawa Timur di Kota Jember bulan Oktober yang lalu. Mustahil Muswil tersebut terlaksana dengan baik manakala seluruh Panitia Penyelenggara tidak memiliki optimisme yang tinggi.

3. Nilai Kejujuran
Nilai yang satu ini sangat diperlukan dan merupakan barometer kualitas peserta Musyawarah dalam menjalankan amanat yang dipercayakan kepadanya. Nilai kejujuran tersebut akan nampak ketika seseorang peserta memilih salah satu atau beberapa calon ketua yang disodorkan. Ia tidak mudah terpengaruh oleh tampilan fisik, tekanan dan janji-janji yang diucapkan oleh para calon ketua. Ia memilih sesuai kata hatinya. Ia berusaha jujur dalam kata maupun perbuatan. Tidak melakukan hal yang sebaliknya. Di muka seolah-olah mendukung seorang calon Ketua, tetapi di belakang ia menggalang kekuatan tandingan untuk menjatuhkannya. Na’udhu billa mindalik.

4. Nilai Toleransi
Nilai ini jelas harus dimiliki setiap calon ketua, lebih-lebih calon Ketua Umum. Para calon ketua tersebut sadar betul bahwa tanpa adanya toleransi yang besar dari masing-masing individu, kelak mereka tidak dapat melaksanakan tugas-tugas berat seperti menyusun program lima tahuh ke depan. Serta memotivisir seluruh anggota pimpinan dalam mengimplementasikan program-program tersebut. Mereka juga saling menyadari bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini, termasuk seorang Ketua yang sempurna. Oleh karena itu ia perlu bantuan orang lain sehingga tugas yang semula berat akan terasa ringan karena dikerjakan secara bersama-sama. Mudah-mudahan para calon ketua yang terpilih tetap menjaga sikap toleransi yang sudah mereka miliki sebelumnya.

5. Nilai Disiplin Diri
Coba bayangkan apa yang bakal terjadi seandainya sebagian saja dari peserta Musyawarah tidak memiliki disiplin diri yang tinggi alias mengabaikan semua prosedur dan aturan yang telah disepakati bersama, bisa jadi Forum Musyawarah tersebut tidak kunjung selesai dan dapat dipastikan acara tersebut banyak diwarnai keributan dan kericauan. Tetapi sebaliknya bila semua peserta musyawarah sadar dan patuh pada aturan alias memiliki disiplin diri yang tinggi InsyaAllah hal-hal yang tidak kita inginkan tidak akan terjadi, seperti yang kita saksikan pada Muktamar dan Musywil Muhammadiyah Jawa Timur di Kota Jember baru-baru ini.

Mudah-mudahan dengan penjelasan singkat kelima nilai utama yang melekat pada musyawarah tersebut dapat kita jadikan bekal dalam melaksanakan tugas-tugas yang diamanatkan oleh Persyarikatan kita yaitu Muhammadiyah dalam Pelaksanaan Musyawarah Darah Muhamadiyah pada Bulan Januari 2011 mendatang. Akhirnya kami ucapkan selamat bermusyawarah dan semoga sukses !.
This entry was posted on Friday, January 28, 2011 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: