Dakwah Menuju Peradaban Utama
Friday, November 19, 2010 | Author:

Oleh: Drs. Andi Hariyadi M.Pd.I

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَام
وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَاد
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ ۚ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ ۚ وَلَبِئْسَ الْمِهَاد
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.
Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
[QS al-Baqarah (2): 204-206]
Betapa seringnya kita menyaksikan celotehan orang – orang yang indah didengar, manis dirasakan, hingga dapat mempengaruhi kesempurnaan dan keutuhan keimanan yang sudah terbangun selama ini untuk dirusak dan diciderai dengan berbagai bentuk kerendahan, kehinaan dan keserakahan. Upaya terselubung yang secara kasat mata sulit dideteksi namun dampak dari aksi-aksinya sangat jelas berupa kerusakan, penindasan, permusuhan, dan putusnya hubungan kekeluargaan, dan kekerabatan yang terjalin harmonis selama ini menjadi dendam kesumat, tidak ada rasa hormat, bahkan dengan teganya melakukan pembunuhan hanya karena alasan-alasan yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.

Semaraknya aksi konflik horizontal pada akhir-akhir ini baik yang berupa kekerasan hingga pembunuhan jiwa secara sia-sia merupakan sebuah pemadangan yang sangat mengerikan, dan kondisi ini seharusnya tidak perlu terjadi, jika bisa menahan diri untuk tidak arogansi, bisa bertegur sapa secara ramah, bisa memahami perbedaan yang ada untuk tidak dibenturkannya, bisa saling menghormati untuk menguatkan persaudaraan.

Kondisi social yang lebih mengedepankan permusuhan daripada persaudaraan merupakan pertanda sedang sakitnya situasi social yang ada, mereka memandang kelompoknyalah yang terbaik dan menghinakan kelompok yang lain, sehingga pandangan mereka didominasi rasa sentiment yang dihiasi sikap kemunafikan. Prof.Dr. Buya Hamka ketika menafsirkan ayat diatas dalam Tafsir Al Azharnya dinyatakan :Orang yang munafik kiranya orang ini. Manis mulutnya berkata-kata, karena manisnya orang dapat tertarik, dan kalau perlu nama Allah bisa dijadikannya saksi, bahwa dia seorang jujur. Sungguh luar biasa perlawanan mereka hal ini terbukti ketika diajak untuk bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga bangkitlah amarah kesombongannya, bukannya untuk tunduk dan taat kepada-Nya, justru kebencian, permusuhan semakin disemarakkan.

Problematika kehidupan social masyarakat yang sakit dengan virus kemunafikan seperti ini perlu pendekatan yang komprehensif, sehingga kondisi social terkendalikan, dan bukannya liar tanpa aturan ataupun pemaksaan. Al Qur’an sebagai wahyu telah memberikan banyak andil untuk perbaikan peradaban dan sejarah telah membuktikan bagaimana Rosulullah Muhammad SAW mampu merubah tatanan masyarakat jahiliyah yang rendah menjadi masyarakat madani yang tercerahkan. Dr.Kuntowijoyo menyatakan, nilai-nilai Islam pada dasarnya bersifat all embracing bagi penataan kehidupan social, politik, ekonomi dan budaya. Oleh karena itu tugas besar Islam sesungguhnya adalah melakukan transformasi social dan budaya dengan nilai-nilai itu. Dengan penuh optimis dan pencerahan kecerdasan kita jadikan dakwah kita untuk menuju peradaban utama, hal ini sejalan dengan tema Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur tentang : “ Memacu Sengat Dakwah Menuju Peradaban Utama”, yang telah berlangsung sejak tanggal 9-10 Oktober 2010 di Kampus Universitas Muhammadiyah Jember. Salah satu prioritas programnya dinyatakan: Peningkatan peran serta Muhammadiyah sebagai penggerak dinamika social dalam penguatan masyarakat, termasuk advokasi terhadap kebijakan layanan public yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak sehingga terwujud kesejahteraan bagi masyarakat.

Peran dakwah Muhammadiyah yang selama telah dilakukan hendaknya bisa memberi solusi atas problem social yang ada baik terkait bidang pemahaman keagamaan, interaksi social, pembelaan dan pemberdayaan keadilan serta kebijakan kesejahteraan masyarakat Karena itu, sejak pekan lalu tepatnya pada 8 Oktober 2010, Prof.Dr. Dien Syamsudin memimpin sejumlah pertemuan para tokoh bangsa yang berkumpul di PP Muhammadiyah itu untuk duduk bersama mengurai problematika bangsa dan mencari solusinya. Din menggagas dialog kebangsaan itu atas dasar keprihatinan yang dalam pada realitas yang ada. Ia berharap para tokoh yang hadir memberikan gagasan solutif guna menyelesaikan persoalan negara.

Memacu semangat dakwah menuju peradaban utama, merupakan upaya serius untuk membebaskan umat dari kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan serta kemunafikan yang pandai menggunakan simbol-simbol agama untuk pembenar aksi terornya. Proses dakwah sejatinya mengupayakan penyadaran dan pencerahan untuk terus melakukan perbaikan dan perubahan hingga terwujud peradaban utama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, bermartabat, unggul dan berprestasi sebagai cerminan wujud cinta sejatinya kepada-Nya. Berdakwah merupakan arena untuk memberikan persembahan yang terbaik terhadap-Nya, bukan ajang kebohongan hingga merusak keluhuran ajaran Islam. Dakwah Islam memberikan persembahan yang terbaik sebagai wujud cerminan cinta kita kepada-Nya
This entry was posted on Friday, November 19, 2010 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: