Di zaman dahulu ada sekelompok pemuda yang punya prinsip kuat dan keberanian luar biasa dalam menyatakan pendapat. Pemuda itu hidup di zaman Raja Dikyanus yang dhalim, sombong dan diktator. Segala apa yang diperintahkan harus ditaati oleh rakyatnya dan jika tidak maka rakyatnya akan mendapat hukuman dan penyiksaan yang amat berat. Namun sekelompok pemuda yang dikenal dengan ”Ash-habul Kahfi” itu saat disuruh mengakui bahwa Dikyanus adalah Raja sekaligus Tuhan bagi mereka, dengan tegas pemuda terserbut menyatakan : "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran" (18 / Al-Kahfi : 14)
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (13) وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (14)
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri(di hadapan Raja), lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran". (QS. 18 / Al-Kahfi : 13-14).
Akibat sikap pemuda yang tegas dan berani tersebut akhirnya mereka menjadi buronan raja dan diancam untuk dibunuh semua. Akhirnya pemuda tersebut bersembunyi di sebuah gua (al-Kahfi) hingga ratusan tahun, demi mempertahankan prinsip yang diyakini benar itu.
Tanggal 28 Oktober 1928 lalu, para pemuda Indonesia juga menyatakan sikap tegasnya yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, yakni ; Kami Pemuda Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia. Kami Pemuda Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia. Kami Pemuda Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia. Sumpah yang diproklamirkan di Ibu Kota Negara (Jakarta) oleh berbagai komponen pemuda yang terdiri dari Yong Java, Yong Celebes, Yong Sumatera, Yong Batak dan Yong Ambon itu memiliki pengaruh yang luar biasa bagi persatuan dan kesatuan bangsa, sekaligus menjadi momentum sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya menyingkirkan penjajahan di bumi tercinta. Oleh karena itu setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. (baca Sejarah Indonesia dan Umum).
URGENSI PEMUDA DALAM KEHIDUPAN
Pepata Arab menyatakan:
شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِّ. اَلاَ اِنَّ فِى يَدِالشُّبَّانِ اَمْرَ الاُمَّةِ وَفِى اَقْدَامِهِمْ حَيَاتُهِا.
Pemuda hari ini adalah laki-laki (pemimpin) hari esok. Ingatlah bahwa di tangan pemuda itu urusan ummat dan pada kedua telapak kaki mereka kehidupan ummat tersebut.
Ungkapan ini memberikan isyarat pada kita bahwa keberadaan pemuda itu sangat urgen sekaligus penentu masa depan bangsa. Baik buruknya bangsa ke depan tergantung pada kondisi pemudanya saat ini. Jika pemudanya memiliki prinsip yang kuat serta kompetensi yang cukup maka masa depan bangsa dapat diharapkan lebih baik dari sekarang, namun jika para pemudanya tidak memiliki prinsip serta terombang ambing-ambing oleh arus kehidupan, maka masa depan bangsa jelas mengalami kemunduran bahkan keterpurukan dan menjadi jajahan bangsa asing yang memiliki keunggulan.
Sebagai komunitas ummat Islam kita sudah diberikan contoh oleh para tokoh pendahulu kita yang begitu konsen terhadap penyiapan pemuda sebagai kader penerus cita-cita orang tua. Nabi Zakariya misalnya yang begitu resah karena sudah lanjut usia namun belum dikaruniai putra sebagai penerus perjuangan hidupnya, Keprihatinan beliau diberitakan dalam al-Qur’an Surat Maryam : 5-6 :
وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آَلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (6)
"Dan Sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku (generasi penerusku) sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, Maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridlai".
Hal serupa juga dirasakan oleh Nabi Ibrahim serta orang tua pada umumnya jika belum memiliki generasi yang siap untuk mnerustkan cita-cita dan perjuangan hidupnya, termasuk kita di dalamnya. Apalagi ada isyarat Allah bahwa setelah kesuksesan genrasi Zakariyah, Ibrahim, Ismail, Musa yang masing-masing menjadi pemimpin kehidupan saat itu, ”Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,” (QS. 19 / Maryam : 59).
Oleh sebab itu dengan memperingati hari Sumpah Pemuda tahun ini menghimbau kepada :
1. Generasi senior / orang tua, untuk segera menyiapkan sosok pemuda/generasi penerus yang memiliki kualitas ideologi, moral, kompetensi dan semangat tinggi, untuk dipersiapkan memimpin bangsa nanti.
2. Generasi yunior / pemuda, untuk menyadari bahwa dirinya adalah calon pemimpin kehidupan sebentar lagi, sehingga segera meninggalkan segala tindakan yang kurang berarti, Segera menyiapkan diri untuk menerima tongkat estafet perjuangan bagsa ini, demi terciptanya kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia menuju Rahmat, Ridla serta Ampunan Ilahi Rabbi.
* Penulis adalah : Khatib dan Wakil Ketua PDM Surabaya
0 komentar: